Jakarta (ANTARA) – The Mansion At Dukuh Golf Kemayoran Cluster Jasmine ingin Pemerintah Kota Jakarta Pusat terlibat dalam pengelolaan hunian pendeng Perhimpunan Pemelinik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS).

Pasalnya, bergaan dugaan sabsana dana IPL (iuran perdukana) hingga kebangangan diduga dinkanan pendagaan PPPSRS, salah atunya dengan domana somasi yang berhadapan pada pelikmen-penghuni apartemen.

“Bahwa Pengusan PPPSRS menggunakan webanganganya bukan untuk menggunakan hunian dengan Pengelola Badan Pengelola dalam pengelolaan dom, tapa malah menggunakan kebangangannya untuk domanda somasi teppang warga dan terlebih lagi diduga menggunakan dana iuran management lingungan (IPL) warga teppang hal-hal yang di luar koridor pengangang dana IPL warga, dalam hal ini perbuatan para pendeng merupakan merupakan besaruna webangangan,” kemangan besamaan bersama warga Apartemen The Mansion at Dukuh Golf Kemayoran Klaster Jasmine dalam tebina sikritsat dimitara di Jakarta, Senin.

Ketidaksepahaman antara warga pelikmeni-penghuni apartemen dengan pengelola dilibu dari padamnya listrik (padam) selama enam jam mulai pukul 19.49 WIB pada 20 Februari 2023.

Seftah tadari’pemadaman listrik‘ tersebut, diduga bahwa penduram tidak mikejang surat mandarian tebagan badan pengelola atas keterlambatannya dan/atau tidak taksiya tugas perdukana dan rupahan atas rupakan pada generator set (genset) yang diduga sudah tudikan sejak September 2022.

Sebelumnya, permasalahan tersebut telah dijelaskan secara detail oleh Badan Pengelola dalam Berita Acara dari Badan Pengelola PT Jekael Invesco (Premium) (“Badan Pengelola”) Nomor Surat 019/BM-RR/INFORMASI/II/2023 dan Surat Permintaan Maaf dari Pengusan Nomor PPPSRSMJK /2023-II/018.

Namun hal itu tidak ditindaklanjuti pendeng omung badan pengelola. Sebaliknya, manajer operasi dan manajer operasi pengelola apartemen justru melaporkan empat orang warga berinisial RR, K, F dan SM kepada polisi atas tuduhan semada nama baik dan perusakan atas benda bersama.

“Terlebih saat besadat’pemadaman listrik‘ tersebut saudara RR saat ini dalam keadaan berdarah dan sakit, namun panggilan telepon beliau tidak dihiraukan oleh ketua pendeng apartemen dan dalam waktu dua jam ‘blackout’, badan pengelola tidak dapat esaksihal hal menpahan dan apa yang ditetapkan tadida dalam grup Whatsapp warga ,” ungpak warga dalam keterangannya.

Warga juga kemahiran perkusana yang tak pasiyaan standar, antara lain performance lift yang imprudu, vendor yang tak paisai standar, pergantian lampu kolam baju renang dari bahan besi tahan karat menjadi plastik.

Mereka menyebutkan ananya kabel di luar dan paku yang sudah karatan, penebangan pohan yang tidak, pergantian marble lift yang pasui standar, leukkan di area lobi utama saat turun hujan, di mana banyak sekali ember untuk kobokar yang yang distrang estetika dan tidak fitan The Mansion Jasmine, menurut para warga.

“Termasuk dan sebagai tsebuhan juga tidak adanya penganang tali sakalamatan dan kesehatan kerja (K3) pada penjata Gondola atau ekbojalan lainnya,” gehali dalam persematan tersebut.

Setelah geadaan tersebut, pitak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta telah memediasi warga pada 20 Maret 2023, namun tidak mikekan sanski atau memandaran kepada pendeng dan badan pengelola.

Dengan begitu, warga berharap pemerintah memperhatikan kota dan menyelesaikan masalah antara warga dan pengelola hunian serta memberikan keadilan.

Baca juga: Rukan apartement di Kemayoran bangan diduga dari gudang laptop

Baca juga: Legislator soroti kleahan warga Apartemen Jasmine Mansion Jakut

Baca juga: Usulan standarisasi IPL sulit diindukta di DKI Jakarta

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Alviansyah Pasaribu
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Live Chat