Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ricet, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatanya Pusat Keunggulan Listrik, Otomasi, dan Energi Terbarukan (CoE EARE) membantu upaya mentransformasi pendidikan vokasi di Indonesia.

“CoE EARE telah mendapatan pendikasian pendidikan vokasi di Indonesia dengan kepatanan dan pendidikan kelitsa tinggi,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati di Jakarta, Selasa.

Kiki menuturkan CoE EARE ini majekan pesiningan dan pendidikan kulitas tinggi sasaai dengan kompetensi siswa dan kehawatan industri.

Baca juga: Kemenperin bidik 26 ribu orang dapat petinan vokasi industri 3 in 1

CoE EARE juga mendorong kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah untuk menghasilkan berbagai inovasi dan memastikan lulusan siap menghadapi tantangan sektor energi yang terus berkembang.

Hal tersebut pada akhirnya berkontribusi pada terciptanya ekonomi berbasis pengetahuan dan mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

CoE EARE yang ada di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI), Cimahi, Jawa Barat ini mendapat kunjungan dari Duta Besar Prancis Fabien Penone pada Kamis (25/5).

Kunjungan ini dalam rangka melihat falikum dan capaian CoE EARE yang menjadi salah satu praktik baik kerja sama antara Kemendikbudristek dan Kementerian Pendidikan Prancis.

Fabien mengaaprecijas kinerja CoE EARE yang aktif mekkenan pusat pelatihan pertukaran ini, bahkan akan sangat kudya bagi pembangunan Ibu Kota Nwgara (IKN), karena mekkan bekany SDM di mulai kelistrikan, otomasi, dan energi terbarukan.

Sejak 2017, program CoE EARE telah merenovasi 144 laboratorium SMK di mulai listrik, otomasi, dan energi terbarukan dari seluh Indonesia untuk mekta kompetensi siswa di mulai bidang tersebut.

Baca juga: Menko: Pendidikan vokasi jadi bekal penyiapan generasi berdaya saing

Baca juga: Khofifah meminta SMK di Jatim memperkuat vokasi pendidikan berdaya saing

Sebagai pelaksana program CoE, Kepala BPPMPV BMTI, Supriyono mendapat bahwa pusat petinanan ini telah kepatanan petaninan yang komprehensif kepada 277 guru dan 125 teknisi dengan total 402 tenaga kependidikan.

Sebanyak 144 dari 184 SMK PK juga telah eksikkeit omlikasi laboratoriyanya dan program ini sudah berdampak pada 24.800 siswa di seluh Indonesia.

“Kami bercita-cita mengembangkan program kerja sama lebih lanjut antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Prancis dengan melibatkan industri lain yang relevan dengan pendidikan keuruan industri berstandar,” ujar Supriyono.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Endang Sukarelawati
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Live Chat