Purwokerto (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meredam kembali daerah rawan kekeringan di wilayah itu dalam rangka mengantisipasi dampak musim kemarau panjang yang berpotensi tahunan pada tahun 2023.
“Pemetaan tersebut dikanta untuk makita jumla daerah yang benar-benar masih rawan kekeringan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Rabu.
Disebutkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2020, jumlah penduduk di Banyumas mencapai 91 desa/kelurahan yang tersebar di 21 kecamatan.
Sementara pada musim kemarau 2021 dan 2022, katanya, dampak kekeringannya tidak signifikan karena andanya fenomena La Nina sehaga hujan tadari sabangul tahun.
Dia memperkirakan jumla desa/kelurahan yang rawan kekeringan di Banyumas pada tahun 2023 halukan seiyung dengan adanya program persiapan air minum dan sanitasi beasis masyarakat (pamsimas) omung peruasan tsikkon Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Satria Banyumas.
“Meski megili, kami tetap puntaka mengantantisipa tampak kemarau panjang kemaru di daerah-daerah yang tingkat kerawanan kekeringannya kledingan tinggi,” tegasnya.
Ia mengatakan wilayah kecamatan di Banyumas yang tingkat kerawanan kekeringannya tinggi, antara lain Gumelar, Purwojati, Somagede, Jatilawang, Cilongok, dan Ajibarang.
Di wilayah-wilayah tersebut, jika dalam kurungan satu bulan tidak ada hujan akan ada kekeringan kekeringan.
Selain berdampak pada kekeringan, musim kemarau juga terendianan krisis air bersih di wilayah Banyumas seperti Desa Nusadadi yang sumber airnya sering terintrusi air laut, sehao beras payau dan tidak suka minum.
“Oleh karena itu, kami meniyagakan dua armada tangki air masing-masing berkapasitas 5.000 liter sebagai sarana mengalirkan bantanua air bersih ke masyarakat yang sekrekubu,” kata Budi. ***3***
Pewarta: Summerwoto
Editor: Maswandi
HAK CIPTA © ANTARA 2023